Luar Biasa! Anak Umur 3 Tahun Mainannya iPad

Sebelumnya mari simak percakapan dibawah ini terlebih dahulu.

“Bar, bisa antarin aku gak?”

“Kemana?”

“Cari-cari iPad”

“Cuma cari doang? Beli gak tuh…?”

“Ya beli lah, malu dong kalo cuma liat-liat. Kalo cocok ntar dibeli..”

“Hmm… emangnya ada duit?”

“Ada dong.. Emangnya aku kere banget ya di matamu?”

“Hehehe… tumben…”

“Emang lagi tumben aja… soalnya tuh duit bukan duitku, tapi duitnya orang. Ponakan di kampung mau dicariin iPad..”

“Emangnya gak ada yang jual disana?”

“Ada… tapi lumayan mahal. Trus variannya gak sebanyak disini..”

“Oh… emang tuh ponakanmu udah umur berapa? ABG ya?”

“ABG apaan… dia umurnya baru 3 (tiga) tahun..”

“Makkk… tiga tahun udah mau minta iPad?” Kita aja yang udah gede kayak gini malah belum pernah tuh megang iPad.. sumpah! salut!”

 

Percakapan kali itu hanya sampai disana. Intinya teman saya meminta saya untuk menemaninya mencari iPad untuk keponakannya yang ada dikampung. Katanya sudah beberapa hari ini kakaknya (ibu si ponakan itu) terus mendesaknya untuk segera mengirimkan iPad yang dipesan ke kampung. Karena anaknya yang berusia tiga tahun itu terus merengek-rengek minta iPad. Saya jadi terheran-heran kok bisa ya?

“Kok bisa segitunya? Baru umur tiga tahun sudah minta iPad..”

“Dia tuh emang udah biasa kayak gitu. Kemaren aja pas aku pulang kampung, dia pakai BB (Blackberry). Trus pas aku mau balik kesini, hapenya udah gak ada. Pas aku tanya hapenya dimana, dia bilang gak tahu. Jawabannya sepele… mungkin salah ngeletakin, ntar aja dicari. Ntar ketemu kok.. Gitu jawabannya.”

“Ya kalo ketemu. Kalo gak gimana?”

“Kalo gak ya gapapa. Beli lagi..”

“Waw… super sekali…”

Super keterlaluan maksudnya… iya kan… anak seumuran tiga tahun bicaranya bisa seperti itu. Anak tiga tahun sekarang ini tidak seperti zaman kita dulu. Anak zaman sekarang kecil-kecil mainannya sudah seperti orang dewasa. Pakai hape BB, pintar main laptop, punya iPad dan segalanya itu.

Lalu muncul pertanyaan lain…

“Eh… kakakmu orangnya kaya ya?”

“Bisa dibilang gitu lah.. Soalnya suaminya kerjanya bagus. Punya banyak duit..”

“Oh.. Pantesan.. Tapi kok dibiarin kayak gitu? Gak baik loh ntar akibatnya..”

“Iya.. Aku juga tahu..”

“Lha.. Itu tahu, kok gak dibilangin?”

“Apanya gak dibilangin.. Udah sering kok aku bilang sama kakak untuk tidak terlalu memanjakan anaknya itu.. Tapi kakakku cuma bilang iya iya doang.. Akhirnya aku biarin aja lagi. Capek ngomong kayak gitu mulu..”

“Hmm.. Susah juga ya ternyata.. Mungkin karna banyak duit tuh makanya gak usah terlalu dipikirin sama kakakmu..”

“Mungkin juga.. Yang penting anak senang.. Kan maunya orang tua selalu kayak gitu..”

Dari lanjutan percakapan itu dapat disimpulkan lagi bahwa ternyata penyebab itu semua adalah uang. Ya lagi-lagi penyebabnya uang. Kalau banyak uang apa sih yang susah di dunia ini? Semuanya bisa dibeli. Jangankan hanya untuk membeli gadget-gadget keren seperti BB, laptop atau iPad itu, mental pejabat saja bisa dibeli. Hihihi… 😀

Dari percakapan-percakapan yang saya lakukan dengan teman saya itu, saya bisa menyimpulkan beberapa pelajaran yang dapat kita cermati bersama. Yaitunya:

1. Jangan terlalu memanjakan anak-anak kita. Jika anak sudah dimanjakan sejak awal maka anak akan berbuat seenaknya. Karena ia tahu bahwa orang tuanya sangat menyayanginya. Maka otomatis apapun yang dimintanya akan segera terpenuhi. Jelas hal itu tidaklah baik.

 

2. Sejak kecil kalau bisa diajarkan untuk hidup sederhana. Pembiasaan hidup sederhana itu sangat penting untuk ditekankan pada anak. Agar anak bisa hidup lebih mandiri dan tidak terlalu bergantung pada orang lain. Anak-anak yang sudah terbiasa hidup sederhana biasanya pemikirannya bisa lebih dewasa atau berbeda dari anak-anak yang biasa dimanjakan. Anak-anak yang biasa dimanjakan cenderung suka bergantung pada orang lain.

 

3. Rasa sayang pada anak bisa diperlihatkan dengan banyak cara. Tidak harus menuruti apa kemauan anak. Jika anak minta ini itu misalkan, orang tua tidak harus memenuhi permintaannya itu. Jika hal itu tidak masuk akal. Rasa sayang dari orang tua bisa diperlihatkan dari cara orang tua itu mendidik anak-anaknya menjadi anak-anak yang lebih baik.

 

4. Jangan terlalu memperlihatkan pada anak bentuk kekayaan yang dimiliki orang tua. Orang tua jangan terlalu mengumbar-umbar kekayaan yang dimiliki di depan anak. Karena dengan begitu anak akan cukup bisa menyesuaikan kapan ia bisa meminta sesuatu pada orang tuanya.

 

5. Rizki itu ada tangan tuhan. Maksudnya bahwa harta kekayaan yang kita miliki saat ini tidak akan selalu seperti itu. Ada waktunya seseorang merasakan dibawah. Ada waktunya tuhan menguji seseorang dengan kekayaan yang ia miliki saat ini.

 

6. Uang bukan segalanya. Jangan sampai anak berpikir semuanya bisa dibeli oleh orang tuanya. Karena banyak uang semuanya bisa dibeli? Mungkin saja.. Tapi tidak semua juga bisa dibeli dengan uang. Oleh sebab itu sebagai orang tua semestinya menekankan pada anak akan hal itu.

 

Intinya, menurut saya semua itu juga tergantung pada orang tuanya. Orang tua harus bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya. Memang sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju dan modern. Hal itu juga akan mempengaruhi anak untuk mengikutinya.

Jika memang anak sangat ingin memilikinya gadget seperti itu. Orang tua harus bijak dalam menyikapinya. Mungkin orang tua bisa membelikan anaknya gadget mahal jika anak tersebut memperoleh sebuah prestasi misalkan mendapat juara di kelas atau memenangkan lomba. Dengan begitu anak juga belajar sebuah kerja keras karena untuk mendapatkan sesuatu yang berharga itu butuh pengorbanan.

Satu lagi bahwa orang tua juga harus mengawasi atau membimbing anaknya. Perkenalkan anak pada fungsi pada gadget yang dibelikan itu. Misalkan laptop, gunakan laptop tersebut untuk sarana belajar misalkan digunakan untuk belajar mengenal bahasa atau belajar menghitung dan sebagainya yang lebih bermanfaat. Sehingga kehadiran gadget tersebut tidak terlihat seperti percuma begitu saja. (akb)

sumber : kompasiana.com

Tinggalkan komentar